Kasus Penyakit Hewan Terbaru
Pneumonia, Ngorok
Friday, 16 Feb 2024 08:12

1.Pada saat kunjungan kelapangan ditemukan 1 (satu) ekor sapi milik Arif Rahman Hakim mati dengan tanda klinis perut bagian kiri kembung dengan diagnosa sementara adalah gangguan metabolik (bloat/tympani rumen)

2.Pada lokasi yang sama ditemukan 1 (satu) ekor sapi milik Tibyan Hadi sakit dengan tanda klinis yaitu leleran hidung (pus/nanah), terdapat edema di bagian dagu, anoreksia sudah berlangsung ± 7 hari. Menurut penuturan pemilik, sapi tersebut telah diberikan penanganan oleh pihak ketiga (mantri hewan). Tindakan terapi tidak dilakukan karena pertimbangan sapi kurang dari 1 hari ditangani dan pemilik sudah memberikan jamu (air gula + sedikit garam) dan sapi tidak menunjukkan dehidrasi. Diagnosa sementara yaitu pneumonia (infausta)

3.Sapi lainnya sejumlah 1 (satu) ekor milik Samsul Ma’rup juga terlihat sakit dengan tanda klinis yaitu leleran hidung (pus/nanah), kekurusan, ngorok, anoreksia sudah berlangsung ± 14 hari. Terapi pengobatan diberikan dengan pemberian anti inflamasi 10ml (dexametazon), vitamin ATP 10ml, dan antibiotik golongan penicilin 10ml. Diagnosa sementara yaitu pneumonia (infausta)

4.Pada tanggal 6 Februari 2024 tim kembali mendapatkan laporan ternak sapi milik Ridwan sejumlah 1 (satu) ekor dalam keadaan mati, sehingga disaat yang sama tim langsung turun kelapangan untuk melakukan investigasi. Pada saat kunjungan tim melihat tanda klinis perut bagian kiri kembung dengan diagnosa sementara adalah gangguan metabolik (bloat/tympani rumen)

5.Pada tanggal yang sama (6 Februari 2024) sapi milik Tibyan Hadi yang sehari sebelumnya mendapatkan penanganan oleh tim akhirnya ditemukan mati

6.Pada tanggal 7 Februari 2024 sapi milik Samsul Ma’rup yang sebelumnya mendapatkan penanganan oleh tim akhirnya ditemukan mati

7. Pada tanggal 16 Februari 2024 sapi milik I Gede Suka yang berada di desa Baluk banjar Jati mengalami gejala ngorok dan anorexia Mohon BBVet Denpasar di fasilitasi untuk investigasi lanjutan dan pengambilan sample.

Terjadi Kematian Itik Sejumlah 130 Ejor
Wednesday, 23 Aug 2023 17:36
Penyakit Rabies
Tuesday, 23 May 2023 14:13

Pada tanggal 2 April 2023 perkiraan jam 01 dini hari terjadi kasus gigitan anjing pada Bapak Antonius Banunaek umur 45 th di desa Fenun, Kec. Amanatun Selatan Kab. TTS. Anjing yang tidak diketahui pemiliknya mendatangi anjing yang ada di rumah bapak Antonius ketika diusir anjing yang tidak diketahui pemiliknya tersebut menggiit betis bapak Antonius. Luka gigitan tidak dilakukan penanganan pengobatan dan anjing tidak diketahui lagi keberadaanya. Tanggal 15 Mei 2023 Bapak antonius sakit demam, tanggal 18 Mei 2023 dipaksa minum air sedikt mau minum. Selama sakit tidak diobati ke puskesmas/rumah sakit tetap dirumah. Tanggal 18 Mei 2023 Bapak Antonius meninggal. Adanya laporan ini dinas kesehatan (puskesmas oinlasi) dan Dinas Peternakan Kab TTS mendatangi rumah Bapak Antonius tanggal 23 Mei 2023 hasil observasi tidak ditemukan anjing yang menggigit Bapak Antonius dan data puskesmas oinlasi Bpk antonius belum pernah berobat ke puskesmas sehingga data riwat pasien tidak ada. Tetapi menurut info dari masyarakat Bapak Antonius ada riwayat penyakit bawaan tetapi konfirmasi keterangan kekeluarga pihak keluarga tidak mau memberikan keterangan terkait riwayat penyakit bawaan tersebut. Dinas Peternakan mengambil sampel otak (anjing sakit) dan serum di depan rumah Bapak Antonius milik Theresia Banunaek RT 004/RW 002 Desa Fenun.. Kami mohon bantuan BBVet Denpasar membantu untuk monitoring/investigasi dan pengujian sampel untuk beberapa wilayah di Kabupaten TTS yang tinggi angka kasus gigitan..

Babi Lemas Tidak Mau Makan
Saturday, 29 Apr 2023 06:17
Menceret
Wednesday, 01 Mar 2023 20:11
Anak Kambing Mengalami Kematian Mendadak Dengan Gejala Klinis Mulut Bengkak-bengkak.
Wednesday, 29 Jun 2022 21:17
Hipersalivasi Dan Lepuh Pada Lidah
Thursday, 26 May 2022 13:11
Kematian Ternak Babi Di Desa Gunung Salak, Selemadeg Timur, Tabanan
Monday, 31 Jan 2022 15:50

Tanggal 21 Januari 2022 BBVet Denpasar mendapat surat dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan mengenai permintaan kegiatan Surveilans pengambilan sampel karena adanya kasus kematian babi di Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Tanggal 24 Januari Tim BBVet Denpasar besama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan turun ke lokasi Kasus kematian babi. Di lokasi tim melakukan wawancara dengan pemilik ternak atas nama Kismayana. Pemilik memiliki kandang babi dengan populasi awal 2 pejantan, 31 Indukan. Tanggal 25 Oktober 2022 pemilik mendatangakan 35 ekor babi umur 1 bulan dari Gadung dan Kemitraan peternakan babi. Kemudian tanggal 18 November 2022 pemilik mendatangkan kembali 52 ekor anak babi umur 1 bulan dari Bukian Payangan, Gianyar. Sekitar tanggal 5 desember 2022 babi asal bukian mulai terlihat sakit sebanyak 1 ekor dengan gejala tidak mau makan dan lemas. Setelah itu beberapa babi lain mulai terlihat sakit dan selang 5 hari babi yang pertama sakit mati. Tanggal 19 Desember 2022 pemilik kembali memasukkan anak babi umur 1 bulan sebanyak 75 ekor dari bukian, Payangan. Namun karena masih terjadi babi yang sakit dan mati sebelumnya babi 75 ekor tersebut dipindahkan ke kandang lain dan dititipkan. Sampai saat tim datang total kasus kematian yang terjadi sekitar lebih dari 20 ekor. Saat tim datang ada beberapa babi yang tampak lemah, tidak mau makan, kulit tampak kemerahan, dan demam. Babi yang tampak sakit tersebut diambil sampelnya, dimana sampel yang diambil adalah sampel serum sebanyak 9, sampel darah EDTA 9 sampel dan sampel swab sebanyak 6 sampel. Sampel yang diambil akan dibawa ke Laboratorium BBVet Denpasar untuk dilakukan pengujian lebih lanjut.

Babi Bantuan Pemerintah Pusat Yg Didistribusikan Di Desa Singapadu Tengah Yg Berasal Dari Desa Sebatu, Tegallalang. Babi Sakit Setelah Disebar Ke Anggota Kelompok Di Kandang Masing Masing
Friday, 07 Jan 2022 08:49
Kesulitan Melahirkan
Wednesday, 29 Sep 2021 12:32
Mati Mendadak Dlm Jumlah Banyak
Sunday, 19 Sep 2021 21:12